Saat hati ini ingin menyerah



Kejadian 15 : 1 - 6, Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar." Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu." Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seroang hambaku nanti menjadi ahli warisku." Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu." Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang - bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. 


Saat saya membaca kisah Abraham di atas saya teringat dengan satu ayat di perjanjian baru di Ibrani 11 : 6, Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh - sungguh mencari Dia. Saat kita berbicara mengenai iman, iman itu mestinya bukanlah dilandaskan kepada apa kata kondisi atau situasi kita melainkan iman itu mestinya berlandaskan kepada apa yang Tuhan katakan. Lewat renungan ini saya mau mengajak kita untuk melihat di manakah iman kita berdiri hari ini ? Apakah berdasarkan kata orang atau kondisi kita ataukah benar - benar berdasarkan atas apa yang Tuhan katakan?? Seperti yang dikatakan di ayat Ibrani yang kita baca barusan bahwa tanpa iman tidak mungkin seseorang berkenan kepada Allah.


Mari saya mengajak setiap kita untuk belajar seperti Abraham. Abraham sendiri pun awalnya fokus dan meletakkan imannya kepada kondisinya seperti yang ada di kejadian 15 : 1 - 3, tetapi kemudian setelah itu Tuhan datang dan membawa Abraham untuk tidak fokus kepada situasi dan kondisinya tetapi kepada firman yang diucapkan oleh Tuhan dan saat Abraham percaya dikatakan bahwa Tuhan memperhitungkan hal itu sebagai kebenaran. Mungkin saat ini kita pun mengalami seperti yang dialami oleh Abraham, sedang berada disebuah situasi yang menjepit kita, serasa seperti tidak ada ruang lagi, kiri kanan depan belakang kita rasanya seperti tertutup, saya mau menguatkan setiap anda hari ini jangan berputus asa, mengapa ?? Karena jalan di atas selalu terbuka waktunya kita belajar seperti Abraham untuk percaya kepada firmanNya. 


Bagaimana memiliki iman yang bertumbuh seperti Abraham?
  1. Terbuka, seperti yang dilakukan oleh Abraham ia terbuka dan menyampaikan apa yang menjadi kecemasan, ketakutan dan kekhawatirannya dihadapan Tuhan. Abraham tampil apa adanya dihadapan Tuhan. Bila kita ingin iman kita bertumbuh maka kita harus belajar terbuka dan tampil apa adanya dihadapan Tuhan, akui kelemahan kita dihadapanNya. Seperti yang tertulis dalam 1 Petrus 5:7, Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
  2. Keluar, di ayat ke 5 dikatakan bahwa Tuhan membawa Abraham keluar dan meminta ia menghitung bintang di langit. Keluar di sini artinya saat kita mulai menyerahkan kecemasan dan apa yang kita khawatirkan kepada Tuhan maka jangan kita lagi fokus kepada masalah tersebut melainkan keluar dari sana jangan terpaku dan mulai membangun hubungan kita dengan Tuhan dan firmanNya. Saat pikiran dan hati kita tidak dipenuhi lagi dengan diri kita sendiri dan mulai fokus kepada Tuhan di sanalah Ia akan mulai berbicara kepada kita. Renungkan firmanNya, jangan sampai kita berhenti beribadah dan sebagainya 
  3. Percaya, seperti yang dilakukan Abraham dikatakan setelah ia mendengar janji Tuhan mengenai keturunannya dikatakan bahwa ia menjadi percaya dan hal itu diperhitungkan sebagai kebenaran. Inilah langkah berikutnya yang dapat kita lakukan yaitu percaya kepada apa yang Tuhan sudah katakan mengenai hidup kita sekalipun situasi dan kondisi kita belum berubah. Saat Abraham menerima janji ini juga sama, ia belum mendapatkan keturunan yang dijanjikan oleh Tuhan, ia masih harus menunggu sekitar 25 tahun untuk melihat penggenapan janji terjadi di dalam hidupnya. Apa yang membuat Abraham kuat menunggu janji Tuhan digenapi dalam hidupnya? Karena ia mengenal siapa yang berjanji, yang berjanji adalah Tuhan yang tidak mungkin berdusta. Jadi di point ini hati kita harus terikat kepada firmanNya atau janji yang telah diberikan oleh Tuhan jangan sampai hati kita bergeser karena kita melihat kondisi kita tapi sekalipun kondisi kita belum berubah berdiri dan percayalah kepada janji Tuhan itu. Perkatakan terus janji Tuhan tersebut dalam hidup kita. 

Saya mau mengajak setiap anda untuk tidak menyerah dengan kondisi yang kita alami, jangan mengambil jalan pintas seperti bunuh diri dan sejenisnya, jangan hilang harapan, anda tidak sendirian ada Tuhan bersama anda dan Ia tidak pernah terlambat menggenapi janjiNya atas hidup kita. Ia tahu waktu yang terbaik, Ia tak pernah terlalu cepat ataupun terlalu lambat, Ia selalu ON TIME. Kiranya renungan yang sederhana ini dapat menguatkan dan memberikan kita pengharapan sekali lagi untuk terus menjaga iman kita hingga garis akhir dari pertandingan iman kita. Ijinkan saya berdoa untuk anda saat ini, anda dapat meletakkan tangan anda di dada anda dan dapat mengamini doa yang saya panjatkan di bawah ini. 


Bapa, saat ini hamba berdoa untuk setiap orang yang membaca renungan sederhana ini kuatkan hati mereka, berbicaralah dalam hidup mereka melalui firmanMu ya Bapa. Hamba berdoa bagi setiap mereka yang merasa sendirian, kesepian dan putus asa saat ini Tuhan jamah beri damai sejahtera, ulurkanlah tanganmu atas mereka sembuhkan yang sakit dan adakan tanda dan mujizat ditengah - tengah mereka. Dalam nama Yesus, amen. 

 

Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera dari Tuhan kita Yesus Kristus menyertai kita semua, dari sekarang sampai selama - lamanya. Tuhan Yesus memberkati 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

"Tuhan membuat"

Tuhan yang detail